Ekspor Kopi Indonesia Melonjak 7% di Musim Panen 2025/26

Jakarta – Menyusul hasil panen terbaru, ekspor kopi Indonesia diperkirakan naik 7% pada musim panen 2025/26. Produksi nasional juga diproyeksi bertambah 5% menjadi 11,3 juta karung (satu karung 60 kg) berkat cuaca yang menguntungkan dan pasokan input pertanian seperti pupuk dan bibit unggul yang lebih baik. Laporan USDA menyebut pertumbuhan ini didorong oleh produktivitas tanaman yang meningkat dan permintaan dunia yang kuat.

Data BPS menunjukkan tren positif serupa. Pada 2024, nilai ekspor kopi Indonesia melonjak 76,33% dibanding tahun sebelumnya. Provinsi Lampung tercatat menjadi penyumbang utama nilai ekspor kopi nasional, sementara Amerika Serikat, Mesir, dan Malaysia menduduki peringkat teratas sebagai pembeli. Kinerja ekspor yang tinggi menjadi “sinyal positif bagi petani dan pelaku usaha kopi di Tanah Air”.

Faktor Pendukung Peningkatan Ekspor

Beberapa faktor mendukung lonjakan ekspor kopi. Cuaca panen pada musim ini relatif baik dan adopsi input pertanian yang lebih efisien (seperti pupuk dan bibit unggul) meningkatkan produktivitas kebun kopi. Harga kopi dunia yang tinggi juga mendorong petani melepaskan stok mereka ke pasar ekspor. Laporan ICO Mei 2025 mencatat lonjakan ekspor kopi robusta karena harga rekor dunia memicu penjualan stok yang tertahan. Permintaan global terhadap kopi Indonesia tetap kuat – misalnya, AS kembali menjadi salah satu importir terbesar biji kopi Indonesia – sehingga penjualan ke pasar luar negeri tetap tinggi.

Laju Produksi dan Konsumsi Domestik

  • Produksi naik 5% menjadi 11,3 juta karung, memecah rekor tahun lalu.
  • Ekspor tumbuh 7% ke 6,5 juta karung, dengan Amerika Serikat, Jepang, dan Asia Timur sebagai pembeli utama.
  • Konsumsi lokal diperkirakan stabil di kisaran 4,8 juta karung—menunjukkan keseimbangan antara pasar ekspor dan kebutuhan dalam negeri.

Tantangan Industri Kopi

Meski tren ekspor positif, industri kopi masih menghadapi kendala. Penerapan tarif impor Amerika Serikat sebesar 32% terhadap produk Indonesia berpotensi menekan daya saing kopi lokal di pasar AS. Di sisi lain, Uni Eropa menerapkan regulasi anti-deforestasi (EUDR) yang mewajibkan eksportir menyediakan data geolokasi kebun kopi sejak hulu. Aturan baru ini dinilai memberatkan karena rantai pasokan kopi sangat kompleks dan sulit dilacak. Eksportir harus menyiapkan sistem verifikasi tambahan untuk memastikan komoditasnya memenuhi standar tersebut.

Dampak bagi Petani dan Eksportir Lokal

Secara keseluruhan, kenaikan ekspor kopi membawa dampak ganda bagi pelaku lokal. Pada sisi positif, petani diperkirakan mendapat manfaat dari bertambahnya permintaan dan harga jual yang lebih tinggi, sehingga pendapatan panen ikut naik. Eksportir kopi nasional juga berpotensi meningkatkan pendapatan mereka. Namun, para petani dan eksportir perlu menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar internasional, termasuk standar mutu dan regulasi baru. Biaya tambahan untuk sertifikasi atau jejak rantai pasok mungkin diperlukan agar dapat terus mengekspor ke pasar utama. Dengan upaya bersama menjaga kualitas dan memenuhi aturan global, tren ekspor yang membaik ini diharapkan dapat menguatkan posisi kopi Indonesia sekaligus mendongkrak kesejahteraan sektor perkebunan kopi nasional.

Strategi Adaptasi Industri

  • Kemitraan Petani: Memperluas kerja sama dengan koperasi untuk menerapkan agroforestry dan pupuk organik.
  • Sertifikasi: Meningkatkan akses sertifikat organik, fair-trade, dan Rainforest Alliance.
  • Teknologi Blockchain: Digunakan oleh beberapa eksportir untuk memverifikasi asal usul biji kopi secara transparan.
  • Insentif Pemerintah: Kementerian Perdagangan menyiapkan stimulus fiskal dan pelatihan keberlanjutan bagi petani di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.

Referensi: Laporan USDA FAS “Indonesia: Coffee Annual” (Mei 2025); Badan Pusat Statistik via ANTARA (Mei 2025); ICO/Media Perkebunan (Juni 2025); detikcom (Lap. tarif AS 2023); Kontan (artikel EUDR Juli 2024); Merdeka (Berita ekspor kopi 2024).

Baca juga https://kampuskopi.com/2024/05/06/ekspor-kopi-green-bean-tumbuh-signifikan-di-tahun-2024/

https://apps.fas.usda.gov/newgainapi/api/Report/DownloadReportByFileName?fileName=Coffee%20Annual_Jakarta_Indonesia_ID2025-0021.pdf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *