Mengenal Macam-Macam Latte Art: Teknik Dasar hingga Lanjutan

Latte art adalah seni menggambar pada permukaan kopi dengan menggunakan susu yang telah dikukus hingga berbentuk busa halus (microfoam). Lebih dari sekadar mempercantik tampilan, latte art menunjukkan kemampuan barista dalam mengendalikan tekstur susu dan aliran cairan espresso. Artikel ini menjelaskan berbagai teknik, mulai pola dasar hingga ragam bentuk lanjutan, sehingga Anda dapat memahami cara menciptakan desain menarik di atas setiap cangkir kopi.

1. Persiapan Dasar

Sebelum mempelajari pola, penting untuk memahami tiga hal utama:

  1. Mesin Espresso dan Grup Kepala
    Pastikan mesin espresso dalam keadaan bersih dan grup kepala (group head) telah panas. Grup kepala yang cukup panas membantu menjaga suhu konsisten saat ekstraksi.
  2. Teknik Mengukus Susu (Steaming Milk)
    • Gunakan susu full-cream untuk memperoleh microfoam yang lembut dan stabil.
    • Posisi ujung steam wand sedikit di bawah permukaan susu agar tercipta putaran spiral; angkat perlahan saat busa mulai muncul.
    • Tujuan akhir: busa halus dengan sebagian besar gelembung berukuran mikroskopis (microfoam), bukan busa besar seperti cappuccino.
  3. Espresso Berkualitas dan Crema
    • Seduh espresso dengan ekstraksi 25–30 detik untuk shot 25–30 ml.
    • Crema yang tebal dan merata memudahkan latar polos bagi desain latte art.

2. Teknik Dasar Latte Art

2.1. Heart (Hati)

  • Langkah 1: Tuang espresso ke dalam cangkir, sisakan sekitar 1 cm ruang di atas.
  • Langkah 2: Kocok susu sampai terbentuk microfoam, lalu tuang dari ketinggian sekitar 5–7 cm di tengah cangkir untuk membaurkan susu dan espresso.
  • Langkah 3: Saat permukaan susu mulai naik, dekatkan pitcher ke permukaan dan tuang sedikit lebih cepat untuk menyuntikkan busa ke tengah.
  • Langkah 4: Saat sisa susu mulai menumpuk (muncul lapisan putih kecil), gerakkan pitcher perlahan ke belakang, lalu tarik garis ke arah depan untuk membentuk ujung hati.

Tips:

  • Jaga kestabilan tangan agar aliran susu tidak goyah.
  • Latihan terus-menerus untuk menemukan timing yang tepat antara aliran susu tipis dan ketebalan busa.

(Sumber 1)

2.2. Rosetta (Daun)

  • Langkah 1: Seperti pola heart, tuang espresso dan siapkan microfoam.
  • Langkah 2: Tuang susu dari ketinggian sekitar 5 cm, lalu perlahan dekatkan pitcher ke permukaan ketika busa mulai muncul.
  • Langkah 3: Gerakkan pitcher ke kiri dan kanan secara bergantian sambil menurunkan momentum aliran sedikit demi sedikit, membentuk lapisan daun yang berlapis (zigzag).
  • Langkah 4: Saat mencapai ujung cangkir, tarik garis lurus ke arah tepi untuk batang daun.

Tips:

  • Pastikan aliran susu stabil, tidak terputus saat berpindah sisi.
  • Gunakan cangkir dengan mulut lebar (~8–10 cm) agar ruang gerak terampil lebih besar.

(Sumber 2)

2.3. Tulip

  • Langkah 1: Mulai seperti pola heart—tuang susu hingga membentuk lapisan putih kecil di tengah (bentuk hati).
  • Langkah 2: Geser pitcher sedikit ke belakang, lalu tuang susu lagi hingga membentuk hati kedua di atas hati pertama.
  • Langkah 3: Ulangi sekali lagi untuk hati ketiga, kemudian tarik garis ke belakang melalui ketiga hati tersebut untuk menghasilkan pola seperti bunga tulip.

Tips:

  • Pengulangan hati membutuhkan kontrol busa halus; jangan sampai kopi terlalu encer.
  • Latihan timing antara setiap tuangan untuk menghasilkan jarak hati yang serasi.

(Sumber 3)

3. Teknik Lanjutan Latte Art

3.1. Swan (Angsa)

Pola swan merupakan kombinasi antara rosetta dan garis tambahan untuk leher serta kepala angsa.

  1. Bagian Rosetta: Buat rosetta setengah bagian (bentuk daun) di sisi cangkir.
  2. Bagian Leher dan Kepala: Saat pola rosetta hampir selesai, perlahan goyangkan pitcher agak ke dalam untuk menarik garis melengkung sebagai leher.
  3. Finishing: Di ujung garis kurva, buat sedikit lingkaran kecil untuk menggambarkan kepala.

Tips:

  • Teknik ini memerlukan perpaduan antara kontrol gerakan zigzag rosetta dan satu tarikan garis halus.
  • Pastikan adukan susu tidak terlalu kental—yang “sedikit encer” memudahkan tarikan garis halus.

(Sumber 4)

3.2. Etching (Menggambar dengan Alat)

  • Alat: Tusuk gigi, pena latte art (latte pen), atau jarum kecil khusus.
  • Langkah 1: Setelah rosetta atau tulip dasar tercipta, tunggu busa agak stabil.
  • Langkah 2: Secara perlahan gunakan alat etching untuk menggambar detail—misalnya mata, senyum di pola swan, atau membuat pola bunga / garis tambahan di atas rosetta.

Tips:

  • Gunakan tuangan latte yang tega—bukan terlalu encer, agar pola tidak cepat larut saat diukir.
  • Hindari menuangkan susu terlalu banyak setelah etching; pergerakan tangan harus lembut agar busa tidak pecah.

(Sumber 5)

3.3. 3D Latte Art

  • Busa Kental: Kocok susu lebih lama hingga busa sangat kental (bukan microfoam).
  • Mencetak Bentuk: Gunakan spoon (sendok) untuk menumpuk busa, membentuk volume—misalnya kepala beruang, bintang, atau karakter binatang.
  • Detail Ekstra: Tambahkan hiasan bubuk cokelat, sirup cokelat, atau pistachio bubuk untuk detail mata, hidung, atau garis tepi.

Tips:

  • Busa harus cukup padat agar menjaga bentuknya; hindari udara berlebih supaya tidak terlalu rapuh.
  • Tuangkan espresso sedikit di bagian bawah sebelum menumpuk busa—agar busa “menempel” dan tidak mudah bergeser.

(Sumber 6)

4. Peralatan Pendukung

  1. Pitcher Stainless Steel (600 ml–1 L)
    Bentuk mulut pitcher memengaruhi aliran susu; pitcher berujung lancip (gooseneck) memudahkan presisi.
  2. Termometer Susu (Opsional)
    Untuk memastikan susu mencapai suhu 65–70 °C tanpa overheat.
  3. Cangkir Kopi Bervariasi (8 – 12 oz)
    Ukuran dan bentuk cangkir berpengaruh pada ruang gerak saat menuang. Cangkir lebih lebar memudahkan gerakan zigzag.
  4. Alat Etching (Tusuk Gigi atau Pena Latte Art)
    Untuk teknik lanjutan, pilih alat berujung halus dan tahan panas.

5. Tips Umum untuk Latihan

  • Mulai dengan Dasar: Kuasai pola heart dan rosetta sebelum beralih ke teknik lanjutan.
  • Perhatikan Konsistensi Busa: Setiap batch susu harus menghasilkan microfoam yang sama.
  • Benchmark dengan Video Tutorial: Menonton barista berpengalaman dapat membantu memahami gerakan tangan dan timing.
  • Rekam Proses Anda: Mengambil video saat latihan membantu mengevaluasi sudut menuang, kecepatan, dan ketinggian aliran susu.
  • Bersabar dan Konsisten: Latihan minimal sekali sehari akan mempercepat penguasaan teknik.

6. Kesimpulan

Latte art menggabungkan seni visual dan keterampilan teknis. Dari pola dasar seperti hati, rosetta, dan tulip hingga teknik lanjutan seperti swan, etching, dan 3D, setiap pola membutuhkan pengaturan susu, espresso, dan gerakan tangan yang tepat. Dengan latihan rutin dan pemahaman mendalam tentang microfoam, siapa pun dapat menciptakan desain latte art yang memukau.

Referensi

  1. “How to Pour a Heart in Your Latte,” Perfect Daily Grind.
    https://perfectdailygrind.com/2020/05/heart-latte-art-guide/
  2. “Rosetta Latte Art Tutorial,” Barista Hustle.
    https://baristahustle.com/blog/rosetta-latte-art-tutorial
  3. “10 Teknik Latte Art yang Harus Dikuasai oleh Setiap Barista,” Nexos Filosofia.
    https://nexosfilosofia.org/10-teknik-latte-art-yang-harus-dikuasai-oleh-setiap-barista/
  4. “Macam-Macam Latte Art Paling Menarik untuk Dibuat,” Kumparan.
    https://kumparan.com/seputar-hobi/macam-macam-latte-art-paling-menarik-untuk-dibuat-20dTVLMmWJO
  5. “Etching Latte Art Techniques,” Barista Hustle.
    https://www.baristahustle.com/blog/etching-latte-art-techniques
  6. “3D Latte Art Techniques,” Tasting Table.
    https://www.tastingtable.com/1091469/3d-latte-art-techniques/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *