Ekspor Perdana Kopi Spesialti Bondowoso
Kabupaten Bondowoso resmi melepas ekspor perdana sekitar 10 ton kopi spesialti Arabika “Java Ijen Raung” ke Taiwan. Ekspor ini menandai momentum penting bagi Bondowoso yang memposisikan diri sebagai daerah penghasil kopi berkelas.
Kopi tersebut meraih skor cupping 86,2 pada uji rasa terakhir, dan permintaan sudah muncul dari negara seperti China, Jepang, Korea, hingga Amerika Serikat.
Keunggulan Kopi Bondowoso
Kopi Arabika Bondowoso tumbuh pada elevasi tinggi di kawasan kaki Gunung Ijen dan Raung. Luas lahan kopi di sana mencapai sekitar 18.885 hektare, terdiri dari 10.332 hektare Arabika dan 8.552 hektare Robusta.
Proses pascapanen di Bondowoso berlangsung melalui enam tahapan pemurnian yang ketat, sehingga kualitas biji meningkat signifikan.
Dengan sertifikat Indikasi Geografis (IG) yang sudah dimiliki, Bondowoso memperkuat klaim keunggulan daerah sebagai produsen kopi spesialti.
Dampak bagi Petani dan Industri Lokal
Ekspor ini membuka peluang bagi petani untuk memperoleh harga premium. Bila mutu tetap terjaga, permintaan pasar global akan naik dan penghasilan petani pun meningkat. Pemerintah daerah sudah menegaskan bahwa produktivitas dan kualitas berjalan bersama agar manfaat ekonomi terasa luas.
Roaster lokal dan pelaku hilir bisa memanfaatkan ekspor ini sebagai branding kuat: “Kopi Bondowoso – skor 86+ – destinasi ekspor Taiwan”. Manfaat ini membantu posisi kopi Nusantara di pasar spesialti internasional.
Tantangan dan Strategi ke Depan
Untuk menjaga keberlanjutan, Bondowoso harus menghadapi tantangan seperti memastikan konsistensi mutu setiap panen, menjaga rantai pasok, dan mengelola logistik ekspor hingga ke pembeli internasional.
Strategi yang perlu dijalankan meliputi: penguatan koperasi petani, pelatihan pascapanen, kontrol kualitas rutin, dan kerja sama langsung antara petani, roaster, dan eksportir.
Mengapa Ini Penting untuk Kopi Indonesia
Kasus Bondowoso menunjukkan bahwa daerah penghasil kopi lokal mampu menembus pasar ekspor dengan produk spesialti bersertifikat. Bila lebih banyak daerah yang mengikuti langkah ini, posisi kopi Indonesia sebagai negara penghasil kopi berkualitas akan semakin kuat.
Moment ini juga menginspirasi roaster dan pelaku kopi di kota besar untuk lebih memperhatikan biji lokal, kualitas, dan cerita asal sebagai bagian dari narasi produk mereka.
baca juga: https://kampuskopi.com/2025/06/19/java-ijen-cita-rasa-eksotis-dari-lereng-timur-jawa/; https://timesindonesia.co.id/ekonomi/562995/kopi-arabika-spesialti-bondowoso-tembus-pasar-taiwan-gubernur-khofifah-lepas-ekspor-10-ton?utm_source=chatgpt.com




