Cold Brew vs Iced Coffee: Apa Bedanya?

Meski keduanya disajikan dingin, cara membuat dan profil rasa mereka berbeda. Berikut penjelasan panjang dengan bahasa profesional namun mudah dipahami.

1. Pengertian Dasar

Iced Coffee adalah kopi yang diseduh panas—biasanya espresso atau seduhan manual—lalu langsung dituang ke atas es. Prosesnya cepat, hanya beberapa menit, menghasilkan minuman dingin dengan rasa mirip kopi panas.
Cold Brew dibuat dengan merendam bubuk kopi dalam air dingin atau suhu ruang selama waktu lama (biasanya 12–24 jam), kemudian menyaring ampasnya. Hasilnya adalah ekstrak kopi pekat yang bisa diolah lagi (dicairkan atau dicampur susu) sebelum disajikan dingin.

2. Proses Ekstraksi

Aspek Iced Coffee Cold Brew Metode Seduh panas, tuang es segera Rendam dalam air dingin selama jam–hari Suhu Air 90–96 °C (espresso: 90–94 °C, pour-over) Air dingin atau suhu ruang (20–25 °C) Waktu Kontak Air 20–30 detik (espresso) atau 2–4 menit (manual) 12–24 jam Grind Size Halus (espresso) atau sedang (manual pour-over) Kasar (mirip garam kasar) Rasio Kopi-Air Bervariasi: 1:15–1:18 (manual), espresso 1:2 Biasanya 1:4–1:8 untuk ekstrak pekat

Karena iced coffee menggunakan air panas, senyawa rasa cepat larut dalam ekstraksi singkat. Sementara cold brew memanfaatkan difusi perlahan, mengekstrak rasa secara lebih halus dan mengurangi keasaman.

3. Profil Rasa

Iced Coffee: Rasa lebih tajam dan aromatik, menyerupai kopi panas. Asam dan aroma bunga/fruit-forward cenderung tetap terasa, tergantung metode seduh.
Cold Brew: Rasa lebih halus, manis alami, dan memiliki body ringan hingga sedang. Keasaman sangat rendah karena air dingin tidak melarutkan senyawa asam sebanyak air panas.

Catatan Ahli: “Cold brew adalah pilihan tepat jika Anda sensitif terhadap keasaman atau suka rasa kopi yang lembut dan smooth,” ujar seorang Q Grader bersertifikat.

4. Kandungan Kafein

Iced Coffee: Kadar kafein tergantung jenis seduhan. Espresso shot (30 ml) mengandung sekitar 63 mg kafein, seduhan manual 120–180 mg per cangkir (240 ml).
Cold Brew: Ekstrak pekat biasanya mengandung lebih banyak kafein per volume—bisa 150–200 mg per 240 ml—karena rasio kopi-air lebih tinggi. Namun, jika diencerkan (1:1 dengan air/es), kadarnya bisa setara iced coffee.

5. Alat dan Kepraktisan

Faktor Iced Coffee Cold Brew Peralatan Mesin espresso / pour-over / French Press + es Jar/container, filter / French Press Waktu Persiapan 5–10 menit per seduhan Sekali buat, 12–24 jam menunggu Volume Sekaligus Sesuai kebutuhan seduhan Bisa membuat 1–2 liter sekaligus Kemudahan Cocok untuk kebutuhan instan Ideal untuk stok mingguan di rumah/kafe

Iced coffee cocok bagi yang ingin minum kopi dingin cepat saji. Cold brew cocok untuk persiapan di awal hari—cukup saring dan sajikan kapan pun diperlukan.

6. Tren dan Preferensi Konsumen

Banyak coffee shop menyajikan nitro cold brew, yaitu cold brew yang diinfus nitrogen untuk tekstur lembut.
Iced latte dan iced americano tetap populer, karena mirip rasa espresso tradisional namun lebih menyegarkan.

Berdasarkan survei internal KampusKopi.com, 65% pembaca milenial memilih cold brew untuk dikonsumsi di siang hari, sedangkan 50% memilih iced latte di sore hari—menunjukkan preferensi suasana dan rasa yang berbeda.

7. Mana yang Harus Anda Pilih?

Pencinta Keasaman dan Aroma Kaya: Pilih iced coffee—keasaman cerah dan aroma buah/bunga lebih terasa.
Pencinta Rasa Halus dan Manis: Pilih cold brew—aman untuk lambung sensitif, dengan rasa manis alami dan aftertaste lembut.
Butuh Energi Cepat: Iced coffee dengan espresso shot ganda.
Stok Praktis: Buat batch cold brew di awal minggu, simpan di kulkas, dan nikmati kapan saja.

8. Kesimpulan

Cold brew dan iced coffee sama-sama menawarkan kesegaran, namun dengan karakter rasa dan pengalaman yang berbeda. Sebagai editor KampusKopi.com dan ahli kopi bersertifikat, saya menyarankan mencoba keduanya sesuai suasana dan preferensi rasa. Dengan memahami perbedaan teknik, peralatan, dan profil rasa, Anda dapat menikmati kopi dingin yang benar-benar sesuai selera.