Harga Kopi Mentah Tembus Rekor di 2025, Ini Penyebabnya!

Pada tahun 2025 harga green bean (biji kopi mentah) melonjak drastis baik di pasar global maupun lokal. Misalnya, ICE Arabica futures sempat menyentuh US$9,70 per pon pada Februari 2025, sedangkan rata-rata harga ICO (indicator global) mencapai level tertinggi dalam 47 tahun terakhir. Di Indonesia harga kopi robusta Lampung bahkan sempat menembus ~Rp222.000/kg pada awal 2025 (lebih dari tiga kali lipat tahun sebelumnya). Kenaikan hebat ini didorong berbagai faktor seperti cuaca ekstrem, panen yang terpengaruh iklim, permintaan ekspor tinggi, dan biaya produksi yang meningkat. Berikut tren harga dan penyebab utamanya.

Tren Harga Kopi Global 2025

Secara global, harga kopi mentah mengalami lonjakan tajam sejak akhir 2024. ICE Arabica futures sempat mencetak rekor tertinggi sekitar US$9,70/lb (~Rp140.000/kg) pada Feb 2025, dan pada Agustus 2025 masih di kisaran US$308,71/lb – naik 32,5% dibanding tahun sebelumnya. Lonjakan ini banyak dipicu cuaca ekstrem: kekeringan parah di Brasil dan Vietnam (2023) memangkas produksi dan stok dunia. Selama 2024 harga kopi terus naik hingga dua kali lipat dibanding 2021, menjadikan Agustus 2024 rata-rata ICO mencapai ~238 sen per pon (US$2,38) – level tertinggi sejak 47 tahun terakhir.

Tren Harga Kopi Mentah Indonesia 2025

Di dalam negeri, tren serupa terjadi. Harga green bean kopi robu­sta dan arabika lokal melonjak mengikuti pasar dunia. Sebagai gambaran, robusta Lampung sempat menyentuh lebih dari Rp222.000/kg pada awal 2025 (sekitar 3 kali harga tahun sebelumnya). Peningkatan harga ini beriringan dengan pulihnya produksi setelah tahun kacau 2023: USDA memperkirakan produksi kopi Indonesia 2024/25 naik menjadi 10,9 juta karung (60 kg) dari 7,7 juta karung tahun 2023/24. Pada saat sama, nilai ekspor kopi Indonesia naik tajam – BPS mencatat ekspor 2024 melonjak 76% dibanding 2023 – menandakan permintaan global sangat kuat. Kuatnya ekspor dan keterbatasan pasokan (petani menahan panen menunggu harga lebih tinggi) membuat harga green bean dalam negeri tetap tinggi meski panen mulai membaik.

Faktor Penyebab Utama

  • Cuaca Ekstrem: Tahun 2023 Brasil dan Vietnam dilanda kekeringan parah, memangkas panen global dan membuat harga melonjak. Iklim buruk serupa (El Niño) juga mempengaruhi produksi kopi Indonesia, menunda panen 2023/24.
  • Panen dan Stok: Produksi Indonesia pulih di 2024/25, tetapi stok awal menipis akibat panen tertunda sebelumnya. Petani sempat menahan pasokan (stock squeeze) karena menanti harga puncak, sehingga pasokan sementara terbatas.
  • Permintaan Ekspor Tinggi: Kenaikan harga didukung permintaan global kuat. Data BPS menunjukkan ekspor kopi Indonesia 2024 naik 76% dari 2023, terutama ke AS, Eropa, Mesir dan negara lain. Lonjakan ekspor ini memperketat pasokan dunia dan mengerek harga.
  • Biaya Produksi: Kenaikan harga input pertanian ikut menekan petani. Misalnya kelangkaan pupuk dan naiknya biaya tenaga kerja membebani produksi kopi. Biaya yang lebih tinggi ini memperkecil margin petani meski harga jual tinggi.

Ringkasan: Harga green bean kopi global dan Indonesia mencapai puncak baru pada 2025 akibat kombinasi cuaca ekstrem, kelangkaan pasokan, panen yang terganggu, dan permintaan ekspor yang kuat. Dibanding tahun-tahun sebelumnya, lonjakan harga ini sangat signifikan (ratusan persen di tingkat petani lokal) dan mencerminkan dinamika pasar kopi dunia saat ini. Trennya tetap perlu dipantau karena perbaikan cuaca dan panen Brasil/Vietnam pada akhir 2025 diperkirakan bisa menurunkan harga kembali, namun bagi saat ini petani dan pelaku kopi harus siap menghadapi periode harga tinggi.

Sumber: Data pasar dan analisis ekonomi dari TradingEconomics, USDA, BPS, serta media ekonomi dan agrikultur terkemuka.

id.investing.com, id.tradingeconomics.com, mr-bean.coffee, aljazeera.com

baca juga: https://kampuskopi.com/2024/05/06/harga-green-bean-naik-capai-level-tertinggi-dalam-13-tahun/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *