Kopi Indonesia 2025: Ekspor, Kedai Lokal, dan Dukungan Petani

Pada tahun 2025, kopi Indonesia menunjukkan dinamika yang kuat baik di sisi hulu (produksi dan ekspor) maupun hilir (konsumsi dan kedai kopi).

Berikut ringkasan perkembangan utama sepanjang tahun ini:

Produksi dan Ekspor Meningkat
Badan Pusat Statistik mencatat peningkatan ekspor kopi Indonesia dari 276.335 ton (Januari–September 2023) menjadi 342.330 ton pada periode yang sama di 2024—kenaikan 29,8% year-on-year. Nilai ekspor mencapai US$ 1,49 miliar, mendorong posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama di pasar global.

Konsumsi Domestik Stabil di Sekitar 365 Ribu Ton
Kementerian Pertanian memperkirakan konsumsi kopi domestik pada 2025 mencapai 365.268 ton, sedikit menurun dari 368.752 ton pada 2024, namun masih di level yang kuat berkat kebiasaan ngopi masyarakat urban dan pertumbuhan kafe-kafe baru.

Jumlah Kedai Kopi Naik Menjadi Sekitar 10.000 Gerai
Asosiasi Pengusaha Kopi dan Cokelat Indonesia (APKCI) menyebut jumlah kedai kopi di seluruh Tanah Air mencapai sekitar 10.000 gerai pada 2025, naik tajam dari sekitar 3.500–4.000 gerai pada 2020. Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi merek lokal dan permintaan konsumen yang terus meningkat.

Mayoritas Kedai Lokal Mengandalkan Biji Kopi Indonesia

  • Kopi Janji Jiwa mengoperasikan lebih dari 900 outlet di seluruh Indonesia pada 2025, dengan 100% bahan baku biji kopi berasal dari petani Nusantara.
  • Kopi Kenangan juga mencatat 900+ gerai, menyuplai menu kopi susu gula aren menggunakan biji robusta dan arabika lokal.
  • Fore Coffee mengelola 210+ outlet, memadukan single origin lokal seperti Toraja dan Gayo untuk menu cold brew mereka.
  • Tomoro Coffee menjalankan 600+ gerai, menekankan penggunaan biji green bean dari berbagai daerah penghasil seperti Flores dan Aceh. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar kafe lokal—baik jaringan besar maupun kedai independen—memilih kopi Indonesia sebagai bahan baku utama, untuk menjaga kesegaran, mendukung petani lokal, dan memastikan keunikan citarasa Nusantara.

Tren Specialty dan Single Origin
Minat pada kopi specialty dan single origin terus tumbuh. Banyak kafe mulai menawarkan paket “origin tasting” yang memperkenalkan profil rasa kopi Gayo (fruity floral), Toraja (earthy chocolate), dan Flores (honey berry). Tren ini mendorong premiumisasi harga dan meningkatkan apresiasi konsumen terhadap kualitas biji lokal.

Pelibatan Petani dan Koperasi
Keberhasilan kafe lokal memakai kopi Nusantara juga menguntungkan petani. Koperasi di Gayo, Toraja, dan Flores melaporkan kenaikan pendapatan hingga 20–30% berkat kemitraan dengan roaster dan kedai kopi modern. Sistem traceability dan sertifikasi organik menambah kepercayaan buyer kafe.

Pelibatan Petani dan Koperasi
Keberhasilan kafe lokal memakai kopi Nusantara juga menguntungkan petani. Koperasi di Gayo, Toraja, dan Flores melaporkan kenaikan pendapatan hingga 20–30% berkat kemitraan dengan roaster dan kedai kopi modern. Sistem traceability dan sertifikasi organik menambah kepercayaan buyer kafe.

Jumlah Kedai Kopi Naik Menjadi Sekitar 10.000 Gerai
Asosiasi Pengusaha Kopi dan Cokelat Indonesia (APKCI) menyebut jumlah kedai kopi di seluruh Tanah Air mencapai sekitar 10.000 gerai pada 2025, naik tajam dari sekitar 3.500–4.000 gerai pada 2020. Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi merek lokal dan permintaan konsumen yang terus meningkat.

Mayoritas Kedai Lokal Mengandalkan Biji Kopi Indonesia
Kopi Janji Jiwa mengoperasikan lebih dari 900 outlet di seluruh Indonesia pada 2025, dengan 100% bahan baku biji kopi berasal dari petani Nusantara.
Kopi Kenangan juga mencatat 900+ gerai, menyuplai menu kopi susu gula aren menggunakan biji robusta dan arabika lokal.
Fore Coffee mengelola 210+ outlet, memadukan single origin lokal seperti Toraja dan Gayo untuk menu cold brew mereka.
Tomoro Coffee menjalankan 600+ gerai, menekankan penggunaan biji green bean dari berbagai daerah penghasil seperti Flores dan Aceh. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar kafe lokal—baik jaringan besar maupun kedai independen—memilih kopi Indonesia sebagai bahan baku utama, untuk menjaga kesegaran, mendukung petani lokal, dan memastikan keunikan citarasa Nusantara.

Tren Specialty dan Single Origin
Minat pada kopi specialty dan single origin terus tumbuh. Banyak kafe mulai menawarkan paket “origin tasting” yang memperkenalkan profil rasa kopi Gayo (fruity floral), Toraja (earthy chocolate), dan Flores (honey berry). Tren ini mendorong premiumisasi harga dan meningkatkan apresiasi konsumen terhadap kualitas biji lokal.

Pelibatan Petani dan Koperasi
Keberhasilan kafe lokal memakai kopi Nusantara juga menguntungkan petani. Koperasi di Gayo, Toraja, dan Flores melaporkan kenaikan pendapatan hingga 20–30% berkat kemitraan dengan roaster dan kedai kopi modern. Sistem traceability dan sertifikasi organik menambah kepercayaan buyer kafe.

Pelibatan Petani dan Koperasi
Keberhasilan kafe lokal memakai kopi Nusantara juga menguntungkan petani. Koperasi di Gayo, Toraja, dan Flores melaporkan kenaikan pendapatan hingga 20–30% berkat kemitraan dengan roaster dan kedai kopi modern. Sistem traceability dan sertifikasi organik menambah kepercayaan buyer kafe.

Kesimpulan
Sepanjang 2025, kopi Indonesia memantapkan diri di kancah global melalui lonjakan ekspor dan nilai ekspor, sementara domestik juga mencatat pertumbuhan signifikan dalam jumlah kedai kopi—diperkirakan 10.000 gerai. Mayoritas kafe lokal memanfaatkan biji kopi Nusantara, dari jaringan besar hingga kedai independen, untuk menghadirkan cita rasa otentik dan mendukung ekonomi petani. Tren specialty dan single origin semakin memperkuat posisi kopi Indonesia di hati penikmat, baik di dalam negeri maupun mancanegara.

baca juga: GoodStats, BCA Prioritas, Media Indonesia, Wikipedia,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *