Bagi saya yang sudah lama bergelut di dunia kopi, World of Coffee Jakarta 2025 bukan sekadar acara pameran tahunan. Ini adalah pengakuan global bahwa Indonesia bukan hanya penghasil kopi, tapi juga pusat inovasi, rasa, dan budaya kopi yang otentik. Dan tahun ini, saya berkesempatan hadir langsung di Jakarta International Convention Center (JICC), bersama ribuan pecinta dan pelaku kopi dari berbagai penjuru dunia—sebuah pengalaman yang benar-benar berkesan.
Lewat vlog Seduhan Project, saya kembali merasakan euforia yang terjadi di sana. Mulai dari barisan booth kopi spesialti Nusantara, cupping session yang tak henti-henti, hingga interaksi penuh antusias dengan pelaku industri dari Korea, Jepang, Australia, hingga Eropa.
Kopi Indonesia Dipuji Dunia
Salah satu momen paling membanggakan adalah ketika banyak tamu asing, termasuk profesional dari Eropa, mencicipi kopi Arabika Gayo, Flores Bajawa, hingga Wamena Papua—dan langsung terpikat. Seperti dalam vlog, terlihat jelas bagaimana mereka memuji karakter unik dan kompleksitas rasa kopi kita. Bahkan, beberapa langsung menanyakan proses pengolahan dan akses ke petaninya.
Sebagai pecinta kopi yang selalu memperhatikan perkembangan kopi, ini adalah validasi penting. Bahwa kerja keras para petani, prosesor, dan roaster lokal mulai benar-benar mendapat tempat di peta kopi dunia. Dan World of Coffee menjadi jembatan nyata antara kebun dan panggung global.
World of Coffee Lebih dari Sekadar Festival
Di vlog tersebut, ditampilkan pula cuplikan kompetisi barista dan brewing yang sangat memukau. Saya menyaksikan sendiri bagaimana barista muda Indonesia naik ke atas panggung dengan rasa percaya diri tinggi, membawa cerita dari kopi yang mereka seduh. Mereka tidak hanya bermain teknik, tapi juga membawakan narasi yang kuat tentang asal-usul kopi—mewakili suara petani.
Workshop dan sesi edukasi yang berlangsung selama acara juga memberikan wawasan baru. Misalnya, tren anaerobic fermentation, carbonic maceration, hingga pendekatan profil roasting yang lebih presisi. Ini bukan lagi wacana asing—semua mulai dipelajari dan diterapkan oleh roaster-roaster kita.
Menjaga Asa Setelah Lampu Panggung Padam
Namun satu hal yang perlu digarisbawahi: euforia World of Coffee ini jangan hanya jadi perayaan sesaat. Seperti yang disebutkan dalam vlog, “Ini saatnya kita bukan cuma jadi penonton, tapi pemain utama.” Kalimat itu mengena. Karena tugas besar menanti setelah acara selesai: menjaga kualitas, memperkuat rantai pasok, dan membangun ekosistem kopi yang adil dan berkelanjutan.
World of Coffee Jakarta 2025 adalah momen sejarah. Untuk pertama kalinya, dunia menyaksikan bagaimana kopi Indonesia tampil sebagai bintang utama di panggungnya sendiri. Saya percaya, jika kita terus menjaga semangat kolaborasi ini—antara petani, prosesor, roaster, barista, dan konsumen—kopi kita akan terus bicara di tingkat global, bukan hanya dalam rasa, tapi juga dalam nilai.
“Kopi bukan cuma soal rasa. Ia adalah cerita. Dan Jakarta 2025 baru saja menuliskan salah satu bab paling indah dalam kisah kopi Indonesia.”