
Kopi bukan sekadar minuman. Lebih dari itu, kopi telah menjelma menjadi bagian penting dari budaya populer dunia. Dari film hingga musik, bahkan di media sosial, kopi hadir sebagai simbol gaya hidup, kreativitas, dan momen kebersamaan. Tidak heran jika banyak orang merasa ada yang kurang tanpa secangkir kopi di pagi hari.
Kopi dalam Dunia Film dan Drama
Sejak lama, kopi sering muncul dalam adegan film dan drama. Di Hollywood, kita bisa melihat karakter utama yang mengobrol santai di coffee shop, seperti dalam film You’ve Got Mail atau serial Friends dengan kedai ikonik Central Perk.
Di Asia pun demikian. Banyak drama Korea menampilkan kedai kopi modern sebagai lokasi penting, tempat tokoh utama bertemu, jatuh cinta, atau bahkan membicarakan bisnis. Kehadiran kopi di layar kaca ini membuat kedai kopi semakin identik dengan tempat interaksi sosial yang hangat dan penuh cerita.
Kopi dalam Musik
Musik juga tidak lepas dari pengaruh kopi. Banyak musisi menulis lagu dengan kopi sebagai inspirasi. Lirik-lirik tentang “coffee in the morning” atau “cappuccino love” sering terdengar, melambangkan keintiman, ketenangan, atau bahkan kerinduan.
Di Indonesia sendiri, beberapa lagu indie juga menjadikan kopi sebagai simbol kehidupan santai dan ruang pertemuan anak muda. Hal ini menunjukkan bahwa kopi bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang suasana yang diciptakannya.
Kopi dan Media Sosial
Di era digital, kopi benar-benar mendapat panggung baru. Media sosial seperti Instagram, TikTok, hingga YouTube dipenuhi konten tentang kopi. Mulai dari foto estetik latte art, tips manual brew, hingga review kedai kopi kekinian.
Tren “ngopi sambil kerja” atau “coffee date” juga viral, memperkuat citra kopi sebagai bagian dari gaya hidup modern. Bahkan, aplikasi seperti TikTok dan Instagram Reels membuat tren kopi dalgona sempat mendunia di masa pandemi.
Kopi sebagai Identitas Gaya Hidup
Popularitas kopi di berbagai media membuatnya bukan sekadar minuman, melainkan simbol identitas. Seseorang yang suka espresso mungkin dianggap tegas dan simpel, sedangkan pecinta latte cenderung dipandang lebih santai.
Di sisi lain, nongkrong di coffee shop kini bukan hanya soal minum kopi, melainkan juga soal membangun citra diri, networking, hingga mencari inspirasi.
Penutup
Kopi telah menembus batas dapur dan kedai, masuk ke layar film, alunan musik, hingga viral di media sosial. Dari sana, kopi terus berkembang menjadi bagian dari budaya populer yang erat dengan kehidupan sehari-hari.
Bagi penikmatnya, secangkir kopi bukan hanya pelepas kantuk, tapi juga simbol kebersamaan, inspirasi, dan gaya hidup modern.
baca juga: https://kampuskopi.com/2024/04/18/menelusuri-jejak-sejarah-kopi/