
Saat ini kopi Indonesia tidak hanya sebagai komoditas ekspor tetapi juga sebagai alat diplomasi budaya. Beberapa ajang internasional kini menjadikan kopi sebagai ikon budaya Indonesia. Misalnya, Qatar Year of Culture 2023 menampilkan keberagaman kopi Nusantara sebagai produk unggulan. Pameran empat bulan di Doha itu menyoroti budaya, seni, dan teknologi kopi Indonesia. Di London Coffee Festival 2024, Pavilion Indonesia menghadirkan Kopitheory, Homade Kopi, dan UKM binaan Bank Indonesia untuk memamerkan ragam kopi Gayo dan Mandailing.
Duta Besar RI untuk Inggris menyatakan kehadiran Paviliun ini sebagai komitmen mendukung petani dan eksportir serta mempromosikan keunggulan kopi Indonesia ke pasar global. Bahkan di Jepang, pada acara Global Coffee Market Insight 2025 di Osaka, Dody Sembodo dari KJRI menekankan kopi “menyatukan budaya dan rasa” dan membuka dialog strategis Indonesia-Jepang.
Peran Kedutaan dan Merek Lokal
Kedutaan besar dan lembaga promosi Indonesia aktif memperkenalkan kopi Nusantara ke mancanegara. Misalnya, Rumah Indonesia di Paris mempromosikan cita rasa kopi Nusantara dalam acara Garden Party Ferrandi 2025 yang dihadiri sekitar 500 tamu dari lebih 25 negara. Berbagai varietas kopi Arabika dan Robusta dari Aceh, Bali, Papua, Toraja, dan daerah lainnya diperkenalkan kepada tamu tersebut. Rumah Indonesia bahkan membuka kedai Kopi Indonesia pertama di Paris untuk menyajikan Indonesian Speciality Coffee serta bermitra langsung dengan petani Nusantara.
Merek dan UKM kopi lokal juga berperan aktif. Contohnya, Bank Indonesia membawa produk UMKM kopi dari Sibolga dan Jember ke London Coffee Festival agar para importir merasakan “taste of Indonesia”. Semua upaya ini menunjukkan sinergi antara diplomasi dan brand lokal, di mana kopi Nusantara menjadi duta budaya sekaligus produk unggulan Indonesia.
Kolaborasi diplomasi kopi memberikan dampak nyata bagi petani dan eksportir Indonesia. Pemerintah dan asosiasi kopi aktif meningkatkan kualitas petani melalui pelatihan, penguatan laboratorium pengujian, dan program tumpangsari guna menyukseskan ekspor. Konsultan kopi internasional bahkan mencatat potensi besar dari petani di dataran tinggi Jawa Barat dan Lampung, serta menekankan pentingnya regenerasi petani muda sebagai fondasi masa depan industri. Berkat peningkatan kualitas ini, kini Indonesia menempati posisi eksportir kopi keempat terbesar dunia. Sebagai contoh, ekspor kopi Indonesia ke Inggris mencapai USD 26 juta pada 2023, seiring tren konsumsi kopi yang naik 7,43% di sana.
Diplomasi kopi membuka peluang pasar baru dan meningkatkan pendapatan petani. Seperti ditegaskan oleh Dubes Desra Percaya, kehadiran promosi kopi Indonesia adalah bentuk komitmen mendukung petani dan eksportir agar kopi Nusantara makin mendunia.
Kesimpulannya, upaya diplomasi kopi ini mengajarkan kita bahwa secangkir kopi tidak sekadar minuman. Kopi Indonesia kini menjadi jembatan budaya yang menghubungkan bangsa, mempromosikan warisan Nusantara ke dunia internasional, sekaligus memberi harapan ekonomi baru bagi petani dan pelaku kopi lokal.
Sumber: Berbagai laporan dan wawancara resmi terkait promosi kopi Indonesia di ajang internasional. timesindonesia.co.id, jatim.antaranews.com, jatim.antaranews.com, news24.co.id